LAPORAN
PEMBUATAN MEDIA KONVENSIONAL
DISUSUN OLEH :
Ester
Ika Septianasari
Kasniyah
Ketut Lempang Budiarsa
Metta Budi Isvara
Ponco
Remin
Resmi Winarsih
Susanto
Yanto Susanto
Yuliani Eka Wijayanti
SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA MAHA PRAJNA
JAKARTA
DESEMBER 2011
LAPORAN PEMBUATAN MEDIA
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
1. Tujuan
Untuk mencapai indikator kesuksesan, pemahaman, dan belajar mengenai
hukum karma sebagaimana yang telah ditetapkan melalui penyampaian cerita.
2. Media
Wayang karton.
3. Bahan
-
Karton
-
Gunting
-
Solatip
-
Pensil warna/krayon
-
Sedotan
4. Cara Membuat
-
Anak menggambar tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita yang telah dipilih
di dalam kelompok.
-
Anak mewarnai gambar tokoh-tokoh yang telah dibuat.
-
Anak memotong gambar tokoh-tokoh yang telah selesai diwarnai.
-
Anak menempelkan sedotan pada gambar tokoh tersebut.
-
Anak menceritakan cerita yang telah dipilih di depan kelas dengan
menjadi “dalang.”
5. Efek
-
Melatih kreatifitas anak melalui proses menggambar tokoh-tokoh di dalam
cerita.
-
Melatih motorik anak melalui proses pengguntingan dan penempelan gambar.
-
Melatih daya ingat, imajinasi, dan keaktifan anak melalui proses
penceriteraan kembali cerita yang telah dipilih.
-
Membuat anak benar-benar memahami materi pembelajaran melalui cerita.
6. Deskripsi/Sinopsis
Pada suatu hari, di sebuah hutan, hiduplah seekor
belalang dan sekelompok semut. Sang belalang sangat senang bernyanyi dan
bersenang-senang di sepanjang hidupnya. Ia juga suka tidur dan bermalas-malasan
sepanjang hari.
Berbeda dengan sang belalang, sekelompok semut selalu
berusaha keras membanting tulang untuk mengumpulkan makanan. Setiap hari,
mereka bergotong-royong mengangkut makanan dari berbagai tempat untuk disimpan
di sarang mereka. Mereka sangat senang bekerja berkelompok setiap hari.
Pada suatu hari, sang belalang datang ke sarang
sekelompok semut. Pada saat itu, mereka sedang bekerja untuk mengumpulkan
makanan untuk persiapan musim dingin. Sang belalang lalu mencemooh dan menghina
semut karena kerja keras mereka. Ia berkata, “Wahai semut, kenapa kalian
bekerja begitu keras? Tidak ada gunanya. Kalian bodoh dan tidak bisa menikmati
hidup.”
Sang belalang menjadi senang bernyanyi dan
menertawakan kelompok semut setiap hari. Hal tersebut terjadi sampai musim
dingin pun tiba. Karena tidak mempersiapkan apa pun, tempat tinggal dan rumah,
sang belalang panik dan kelaparan. Ia datang ke sarang semut untuk meminta
makanan. Lalu sang semut berkata, “Sekarang kau mengerti kenapa kami bekerja
keras, wahai Belalang. Kami bekerja keras untuk mempersiapkan diri di masa yang
sulit. Sekarang kamu merasakan apa akibatnya jika kamu bermalas-malasan dan
tidak bekerja keras selagi kau bisa. Persediaan makanan kami hanya cukup untuk
kelompok kami saja selama musim dingin. Maaf, kami tidak bisa memberikan kamu
makanan atau tempat tinggal.” Musim dingin yang panjang membuat sang belalang
kelaparan dan kedinginan hingga akhirnya dia mati sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar